subnetrouter.JPGSubnetting adalah termasuk materi yang banyak keluar di  ujian CCNA dengan berbagai variasi soal. Juga menjadi momok bagi student  atau instruktur yang sedang menyelesaikan kurikulum CCNA 1 program CNAP  (Cisco Networking Academy Program). Untuk menjelaskan tentang  subnetting, saya biasanya menggunakan beberapa ilustrasi dan analogi  yang sudah kita kenal di sekitar kita. Artikel ini sengaja saya tulis  untuk rekan-rekan yang sedang belajar jaringan, yang mempersiapkan diri  mengikuti ujian CCNA, dan yang sedang mengikuti pelatihan CCNA 1.Setelah  selesai membaca ini, silakan lanjutkan dengan artikel Penghitungan  Subnetting, Siapa Takut?.
Sebenarnya subnetting itu apa dan  kenapa harus dilakukan? Pertanyaan ini bisa dijawab dengan analogi  sebuah jalan. Jalan bernama Gatot Subroto terdiri dari beberapa rumah  bernomor 01-08, dengan rumah nomor 08 adalah rumah Ketua RT yang  memiliki tugas mengumumkan informasi apapun kepada seluruh rumah di  wilayah Jl. Gatot Subroto.
jalan.jpg
Ketika rumah di wilayah  itu makin banyak, tentu kemungkinan menimbulkan keruwetan dan kemacetan.  Karena itulah kemudian diadakan pengaturan lagi, dibuat gang-gang,  rumah yang masuk ke gang diberi nomor rumah baru, masing-masing gang ada  Ketua RTnya sendiri-sendiri. Sehingga ini akan memecahkan kemacetan,  efiesiensi dan optimalisasi transportasi, serta setiap gang memiliki  previledge sendiri-sendiri dalam mengelola wilayahnya. Jadilah gambar  wilayah baru seperti di bawah:
gang.jpg
Konsep seperti inilah  sebenarnya konsep subnetting itu. Disatu sisi ingin mempermudah  pengelolaan, misalnya suatu kantor ingin membagi kerja menjadi 3 divisi  dengan masing-masing divisi memiliki 15 komputer (host). Disisi lain  juga untuk optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan, karena jalur lalu  lintas tidak terpusat di satu network besar, tapi terbagi ke beberapa  ruas-ruas gang. Yang pertama analogi Jl Gatot Subroto dengan rumah  disekitarnya dapat diterapkan untuk jaringan adalah seperti NETWORK  ADDRESS (nama jalan) dan HOST ADDRESS (nomer rumah). Sedangkan Ketua RT  diperankan oleh BROADCAST ADDRESS (192.168.1.255), yang bertugas  mengirimkan message ke semua host yang ada di network tersebut.
network.jpg
Masih  mengikuti analogi jalan diatas, kita terapkan ke subnetting jaringan  adalah seperti gambar di bawah. Gang adalah SUBNET, masing-masing subnet  memiliki HOST ADDRESS dan BROADCAST ADDRESS.
subnet.jpg
Terus  apa itu SUBNET MASK? Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita  membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya. Address mana  saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang  BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. Jl Gatot  Subroto tanpa gang yang saya tampilkan di awal bisa dipahami sebagai  menggunakan SUBNET MASK DEFAULT, atau dengan kata lain bisa disebut juga  bahwa Network tersebut tidak memiliki subnet (Jalan tanpa Gang). SUBNET  MASK DEFAULT ini untuk masing-masing Class IP Address adalah sbb:
CLASS  OKTET PERTAMA  SUBNET MAS DEFAULT  PRIVATE ADDRESS
A  1-127  255.0.0.0  10.0.0.0-10.255.255.255
B  128-191  255.255.0.0  172.16.0.0-172.31.255.255
C  192-223  255.255.255.0  192.168.0.0-192.168.255.255
PERHITUNGAN SUBNETTING
by Romi Satria Wahono
subnetrouter2.JPGSetelah  anda membaca artikel Konsep Subnetting, Siapa Takut? dan memahami  konsep Subnetting dengan baik. Kali ini saatnya anda mempelajari teknik  penghitungan subnetting. Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan  dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih  cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar  di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet,  dan Alamat Host- Broadcast.
Penulisan IP address umumnya adalah  dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa  ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask  255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari  penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau  dengan kata lain, subnet masknya adalah:  11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang  disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan  pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
Pertanyaan berikutnya adalah  Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting?  Ini terjawab dengan tabel di bawah:
Subnet Mask  Nilai CIDR
255.128.0.0  /9
255.192.0.0  /10
255.224.0.0  /11
255.240.0.0  /12
255.248.0.0  /13
255.252.0.0  /14
255.254.0.0  /15
255.255.0.0  /16
255.255.128.0  /17
255.255.192.0  /18
255.255.224.0  /19
Subnet Mask  Nilai CIDR
255.255.240.0  /20
255.255.248.0  /21
255.255.252.0  /22
255.255.254.0  /23
255.255.255.0  /24
255.255.255.128  /25
255.255.255.192  /26
255.255.255.224  /27
255.255.255.240  /28
255.255.255.248  /29
255.255.255.252  /30
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C
Ok, sekarang mari langsung latihan saja. Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?
Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan:  Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang  subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per  subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita  selesaikan dengan urutan seperti itu:
1. Jumlah Subnet = 2x,  dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2  oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi  Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 2y -  2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada  oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 - 2 = 62  host
3. Blok Subnet = 256 - 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) =  64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet  lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
4. Bagaimana dengan alamat host  dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan,  host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka  sebelum subnet berikutnya.
Subnet
192.168.1.0
192.168.1.64
192.168.1.128
192.168.1.192
Host Pertama
192.168.1.1
192.168.1.65
192.168.1.129
192.168.1.193
Host Terakhir
192.168.1.62
192.168.1.126
192.168.1.190
192.168.1.254
Broadcast
192.168.1.63
192.168.1.127
192.168.1.191
192.168.1.255
Kita  sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa  melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik  yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C  adalah seperti di bawah. Silakan anda coba menghitung seperti cara  diatas untuk subnetmask lainnya.
Subnet Mask  Nilai CIDR
255.255.255.128  /25
255.255.255.192  /26
255.255.255.224  /27
255.255.255.240  /28
255.255.255.248  /29
255.255.255.252  /30
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B
Berikutnya  kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B.  Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah  seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan  kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang  “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama  persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan  langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di  oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet  kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga  berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.
Subnet Mask  Nilai CIDR
255.255.128.0  /17
255.255.192.0  /18
255.255.224.0  /19
255.255.240.0  /20
255.255.248.0  /21
255.255.252.0  /22
255.255.254.0  /23
255.255.255.0  /24
Subnet Mask  Nilai CIDR
255.255.255.128  /25
255.255.255.192  /26
255.255.255.224  /27
255.255.255.240  /28
255.255.255.248  /29
255.255.255.252  /30
Ok,  kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita  mulai dari yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24.  Contoh network address 172.16.0.0/18.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan  dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host  per subnet adalah 214 - 2 = 16.382 host
3. Blok Subnet = 256 - 192 =  64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet  lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet
172.16.0.0
172.16.64.0
172.16.128.0
172.16.192.0
Host Pertama
172.16.0.1
172.16.64.1
172.16.128.1
172.16.192.1
Host Terakhir
172.16.63.254
172.16.127.254
172.16.191.254
172.16.255.254
Broadcast
172.16.63.255
172.16.127.255
172.16.191.255
172.16..255.255
Berikutnya  kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan  subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 27 - 2 = 126 host
3. Blok Subnet = 256 - 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet
172.16.0.0  172.16.0.128  172.16.1.0  …  172.16.255.128
Host Pertama  172.16.0.1  172.16.0.129  172.16.1.1  …  172.16.255.129
Host Terakhir  172.16.0.126  172.16.0.254  172.16.1.126  …  172.16.255.254
Broadcast  172.16.0.127  172.16.0.255  172.16.1.127  …  172.16.255.255
Masih bingung juga? Ok sebelum masuk ke Class A, coba ulangi lagi dari Class C, dan baca pelan-pelan ;)
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
Kalau  sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama  saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau  Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet  terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir).  Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah  semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 216 - 2 = 65534 host
3. Blok Subnet = 256 - 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet
10.0.0.0  10.1.0.0  …  10.254.0.0  10.255.0.0
Host Pertama  10.0.0.1  10.1.0.1  …  10.254.0.1  10.255.0.1
Host Terakhir  10.0.255.254  10.1.255.254  …  10.254.255.254  10.255.255.254
Broadcast  10.0.255.255  10.1.255.255  …  10.254.255.255  10.255.255.255
Mudah-mudahan  sudah setelah anda membaca paragraf terakhir ini, anda sudah memahami  penghitungan subnetting dengan baik. Kalaupun belum paham juga, anda  ulangi terus artikel ini pelan-pelan dari atas. Untuk teknik hapalan  subnetting yang lebih cepat, tunggu di artikel berikutnya ;)
Catatan:  Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes  (dan IP Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi terbaru Todd  Lamle dan juga CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP  Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak  memasukkannya secara default (meskipun di kenyataan kita bisa  mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam  beberapa buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP, anda masih  menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x - 2
sumber:ALL INFORMATIKA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)